Jumat, 27 Juli 2012

Ini adalah salah satu lagu kesukaanku, lagu dari Idol Grup JKT48 (kembaran AKB48) banyak yang menggambarkan perasaan anak perempuan salah satu nya lagu debutan pertama dari JKT48 ; )


This is one of my favorite songs, songs of Idol Group JKT48 (twin AKB48) many of which describe the feeling one of her daughter's first debut song from JKT48 ; )


Lirik Lagu JKT 48 - Heavy Rotation (Versi Indonesia)
Judul: Heavy Rotation (Versi Indonesia)
Artis: JKT 48

I want you
I need you
I love you
didalam benakku
keras berbunyi irama myujiku
heavy rotation…

Seperti popcorn yang meletup letup
kata kata suka menari nari
wajahmu suaramu selalu kuingat
membuatku menjadi tergila gila
oh senangnya miliki prasaan ini
kumerasa sangat beruntung

I want you
I need you
I love you
bertemu denganmu
semakin dekat jarak di antara kita
Maximun high tention

I want you
I need you
I love you
di dalam hatiku
rasa sayang yang terus menerus meluap
heavy rotation

Dalam kehidupan setiap manusia brapa kali bisa rasakan cinta
jika ada satu cinta tak terlupa ku akan merasa sangat bahagia
mungkin seperti perasaan sekuntum bunga saat dia akan mekar

I Feel you
I touch you
I hold you
didalam mimpiku
angan anganku menjadi semakin besar
oh it’s my Imagination

I feel you
I touch you
I hold you
perasaan ini
ku sangat ingin mengutarakan padamu
Heavy Rotation

Yang slalu kudengarkan
Favorite song
seperti lagu yang ku suka
kuulang terus tanpa henti
twenty four hours a day

oh baby…the only request it’s you …





Kamis, 26 Juli 2012

baru beberapa jam lalu aku telah melakukan kesalahan. aku telah membuat nya kesal . ini membuatku sedih, ketika dia mematahkan hatiku. sungguh membuat perasaanku menjadi hancur. sesungguhnya maksutku baik tapi, sepertinya dia tidak suka dengan sikapku. baiklah tak apa, aku bisa menerima nya meski hatiku kau patahkan. Mungkin adakah diantara kalian yang sedang merasakan hal yang sama seperti saya ?


only a few hours ago I had made ​​a mistake. I have made her upset. This makes me sad, when she broke my heart. really made ​​me feel to be destroyed. maksutku really good but, like he did not like my attitude. okay never mind, I can accept it even though you break my heart. Maybe there any among you who are feeling the same thing as me?


AND I WILL CRY . . .



perasaanku sedang buruk. aku merasa aktivitasku membuatku lelah. orang orang disekitarku pun membuat ku merasa lelah... ohh tuhan ini semua membuatku menginginkan dia ada disampingku hanya dengan ada disisinya dia dapat merubah suasana hatiku yang sedang kacau menjadi hangat. tapi , cukupkah hanya aku yang menginginkan dirinya ada disini? mungkinkah dia sama sepertiku? atau tidak sama sekali? oh tuhan aku merasa sangat merindukannya. inginku mengubunginya, tapi.......
ah sudahlah mungkin aku lebih baik diam dan menyimpan lelah dan perasaan ini saja, berharap hari esok perasaanku berubah lebih baik lagi... :)

my feelings are bad. I felt my activities made ​​me tired. the people around me were making me feel tired ... ohh god this all makes me want he there beside me just to have his side he can change my mood was a hot mess. but, enough that I just want him here? maybe he's just like me? or not at all? oh god I feel really miss him. inginku mengubunginya, but .......
ah never mind maybe I better keep quiet and tired and feeling alone, hope for tomorrow to change my feelings better ... :)

Rabu, 25 Juli 2012



Doa Untuk Tuhan
”Tuhan Yang Baik , berikanlah yang terbaik
Aku tau Kau menyayangiku tapi
Kumohon...
Jangan birkan air mata menetes dipipi Ibu...
Sayangilag dia Tuhan, sebagaimana Engkau
Menyayangiku...”

Doa yang selalu aku panjatkan setiap malam kepada Tuhan Yang Maha Esa disaataku
akan terjaga.
         Aku sangat menyayangi Ibuku karena dialah yang menjadi semangat hidupku disaat aku harus tegar untuk melawan kanker otak yang semakin menggrogoti tubuh kecil ku.
” Ngreakk”, bunyi pintu kamarku saat dibuka olaeh Ibuku.
” Belum tidur kamu Nak ?” tanya Ibu .
” Belum bu, tapi sekarang aku akan segera tidur.” Jawabku dengan suara lirih.
Ibu lalu mengecup keningku dan mengucapakan, ” Selamat tidur anakku, mimpilah dengan indah.”
         Ditutupnya pintu kamarku dan kututup juga kedua mataku untuk tidur malam ini. Matahari telah muncul dari timur dan suara ayam berkokok membangunkanku dari tidur lelapku.
”Sarapan untuk mu Nak. Dengan nasi goreng manis dan telor mata sapi kesukaanmu. Ditemani segelas susu segar untukmu. Ayo dimakan! ” Kata Ibu dengan semangat.
” Pasti enak dech, kan buatan Ibu.” Kataku dengan lahap memakannya.
” Jangan lupa kau minum obatnya ia Resa.” kata Ibu mengingatkanku.
” Huhh,, kapan seh Bu, aku tidak harus meminum obat-obatan ini terus?
Rasanya itu ngga enak! Pahit banget . Aku bosen meminumnya setiap hari.”
Keluh ku pada Ibu.
“Resa, kamu harus sabar obat-obatan ini membantumu agar kamu cepat sembuh.
Sabar ya, pasti kamu akan segera sembuh.” Kata ibu mencoba menenangkanku.
“ Setelah ini kau mandi lalu kita pergi ke dokter ya Res?”
“ Baik bu.” Jawabku singkat.
         Aku mulai sakit sejak 6 bulan yang lalu setelah orangtuaku bercerai. Jadi hanya Ibu yang selalu menemaniku karena Ibu danAayah telah bercerai 1 tahun yang lalu. Sekarang aku dan Ibu tinggal di Bandung. Ayah dan kakak laki-lakiku Kak Dolly tinggal di Jakarta.





         Namun, aku masih berhubungan lewat handphone dan e-mail. Aku sekarang masih duduk di kelas 5 SD namun, karena sakitku ini aku sering absen dari sekolah.
Kakakku sekarang sudah kelas 3 SMA. Kakak ku sangat menyayangiku begitu juga dengan Ayah dan Ibuku.

         Sebenarnya aku berharap orangtuaku dapat bersama lagi karena keadaan ku sekarang. Namun, aku hanya bisa berharap.
 Aku dan Ibu akhirnya sampai juga di Rumah Sakit tempat aku berobat
“ Selamat pagi Resa ? Apa kabarmu hari ini ?” Sapa dr. Irysad kepadaku dengan hangat.
” Baik dokter..”  Bagaimana dengan kabar dokter ?” Aku berbalik tanya.
Dokter  tua itu menjawab sambil tertawa, ” Saya kan dokter jadi saya sehat karena saya dokter.”
” Kalau begitu Resa ingin jadi dokter juga ahh,, biar Resa sehat terus biar bisa nyembuhin orang-orang yang sakit kaya Resa.” Kataku dengan begitu polosnya.
Ibu dan dokter hanya bisa tersenyum melihatku berbicara sebelum seperti itu.
Dokter  mulai memeriksaku dan mengecek perkembangan kangkerku dengan alat alat nya yang begitu canggih.
” Bagaimana dokter??” tanya Ibuku.
” Hasil nya bisa ditunggu 3 jam lagi. Kalian bisa jalan-jalan dulu selagi menunggu hasilnya keluar.” Kata dokter.
” Ayo bu, kita pergi jalan-jalan dulu! Resa dah lama ngga pernah jalan-jalan lagi nih.” Kataku dengan merayu Ibu.
Ibu mengabulkan permintaanku dan berpamitan kepada dokter, ” Terimakasih dokter, nanti kami akan kembali lagi.”
         Saat diperjalanan aku sangat bahagia sekali karena aku dapat jalan-jalan lagi ke Mol dan makan siang bersama Ibu di luar. Saat aku dan Ibu sedang menikmati makan siang Ibu mendapatkan telephone dari dokter katanya hasil pemeriksaanku sudah keluar. Aku dan ibu langsung kembali ke Rumah Sakit.
         Sesampainya kami di sana dr.Irsyad meminta aku menunggu di luar. Hanya ibu yang boleh masuk keruanagn dokter.
” Bagaiman Dok ?” tanya ibuku.
         Dokter menjawab pertanyaan ibu denagn wajah yang murung sambil menghela nafas yang panjang. ” Silahkan Ibu melihat hasilnya.” Diberikannya lah hasil pemeriksaan Resa kepada ibu.
Ibu membuka dan melihat gambar Rongsen kepala Resa dan bertanya kepada dokter, ” Ini maksud nya apa dok ?”
” Kangker otak yang Resa menderita sudah semakin menyebar ke bagian lain di tubuh Resa. Dan ini semakin berbahaya karena dapat mengancam hidup anak Ibu hanya dengan hitungan Bulan atau hanya dengan hitungan minggu saja.” jelas sang dokter.



” Apa dok?? Anak saya masih baik-baik saja dia tidak terlihat separah itu dok! Kata ibu dengan tidak percaya akan pernyataan dokter tadi.
” Anak Ibu sudah memasuki Stadium 3.  Masih ada kemungkinan untuk sembuh tapi hanya 50 % saja. Tapi anak Ibu masih mungkin dapat terselamatkan. ” Kata dokter mencoba menenangkan Ibu.
Ibu langsung bertanya dengan mata yang berkaca-kaca, ” Bagaiman cara nya Dok ?”
” Saya mempunyai teman seorang dokter juga di Singapore dia ahli dapat menyembuhkan kangker dengan alat-alat Rumah Sakit yang sangat canggih dan memadahi  lebih dari pada di Indonesia. Namun biayanya tidak sedikit.” Jawab sang dokter tenang.
” Saya tidak memikirkan berapa biaya yang harus saya keluarkan asal anak saya dapat sembuh Dok.” Ibu menjawab dengan air mata yang telah menetes di pipi.
” Baiklah Ibu kalau begitu saya akan menghubungi teman saya itu untuk membuat janji untuk mengoperasi putri Ibu agar lebih cepat lebih baik.” Kata dr.Irsyad dengan meyakinkan Ibu ku.
Ibu berkata, ” Terimaksih dokter, saya akan menunggu kabar dari dokter. Saya harap kalian bisa membantu saya.”
” Berdoa dan berihktiar lah kepada Tuhan, semoga penyakit nya dapat disembuhkan.” Kata dr. Irsyad dengan mencoba menenangkan Ibu kembali.
Aku menunggu di luar sendirian sampai aku tertidur di kursi dan sempat bermimpi.
Sampai ibu membangungankanku, ” Resa, ayo pulang nak.”
Sesampainya aku di rumah aku bercerita ke Ibu saat aku akan tidur.
” Ibu aku tadi saat di Rumah Sakit aku bermimpi indah.”
Ibu bertanya, ” Mimpi apa sayang ?”
         Aku menceritakan kepada Ibu mimpiku tadi, ” Aku bermimpi sedang bermain di taman bunga yang sangat indah sekali terus ada sesosok wanita memakai gaun putih dengan rambutnya yang indah. Tetapi wajahnya tak begitu jelas terlihat karena wajah nya begitu bercahaya mendekatiku . Terus aku bilang sama dia ,”Kamu siapa seh?”
Ibu bertanya dengan penasaran, ” Siapa dia nak?”
         Aku menceritakannya kembali,” Dia cuman tersenyum padaku tapi sepertinya dia seorang malaikat. Dia melihatku Tapi dia sangat baik bu, dia memberikan rambut padaku yang sama indahnya dengannya. Bukan hanya rambut saja tetapi dia juga memberiku gaun putih yang sangaaattt bersinar. Dia terlihat kasian melihatku.
Entah  kenapa, mungkin karena melihat rambutku yang sudah mulai membotak. Terus dia pergi deh tanpa membertahukanku siapa namanya.”
  ” Dia pasti orang yang sangat baik. Kata Ibu.
” Hatiku menjadi sangat tenang ketika dia membuka kedua telapak tangannya dengan cahaya begitu terang. Aku tak tau apa maksudnya tapi semua rasa takut di hatiku menjadi hilang.” Jelasku kepada Ibu.



” Sudah malam waktunya kau tidur sayang dan jangan lupa berdoa kepada Tuhan.”
Kata Ibu mengingatkanku.
  Setelah Ibu meninggalkan kamarku aku mulai berdoa kepada Tuhan,

Tuhan ... aku berlindung pada-Mu dari panasnya bumi dan dinginnya malam
Aku sangat menyayangi-Mu Tuhan
Aku juga menyayangi Ayah, Ibu, dan  Kak Dolly..
Aku ingin melihat mereka bahagia
Lindungilah mereka selalu Tuhan ...

   Aku sengaja mendengar suara Ibu sedang  berbicara di telephone, sepertinya sedang berbicara dengan Ayah.
         Ternyata sedang membicarakan aku. Mereka begitu serius membicarakanku. Aku hanya pasrah kepada Tuhan apa yang akan terjadi pada ku.
  “ Resa, bangun…”
         Aku mendengar ada suara yang membangunkanku dengan suara yang amat lembut. Bukan, bukan Ibu ternyata. Dia ! Yahh permpuan dimimpiku itu muncul lagi. Kali ini dia membangunkanku. Tapi kenapa aku sedang tidur di taman bunga itu lagi ? Aneh. Bukannya aku sedang tidur di kamar sekarang ?
         Rumputnya begitu empuk seperti permadani. Aku bisa bermain-main disini. Ini seperti bukan mimpi, Seperti kenyataan. Permpuan itu tak hentinya tersenyum kepadaku. Dia terlihat bahagia.
         Aku melihat kecermin dan terlihat aku begitu cantiknya dengan rambut panjang dan gaun yang cantik secantik aku saat ini.
  ” Apakah kau senang ? ” Perempuan itu bertanya padaku.
Aku sedikit kaget dia bertanya padaku dan aku menjawab," Aku sangat senang tinggal disini. Disini aku tidak merasakan sakit dan aku memiliki semua keinginan yang tidak aku miliki disana.  Apakah aku boleh tinggal disini ? ” Tanyaku.
Perempuan itu menjawab sambil tersenyum, ” Kau boleh tinggal disini, tetapi tidak sekarang. Pulanglah, ada yang sedang mencarimu.”
“ Siapa?” Tanyaku. Dia pergi sebelum dia menjawab.
  “ Resa, bangun… ”
Lagi, terdengar suara yang membangunkanku. Tapi kali ini sura laki-laki yang tak asing ditelingaku.
“ Kaka ??! ”
Aku terkejut melihatnya. Kak Dolly ada dihadapanku sekarang. Aku langsung memeluknya karena aku sangat bahagia bertemu dengannya.
“ Aku dimana sekarang?” aku dibuat bingung lagi.
“ Kamu sekarang sedang di Rumah Sakit. Kamu tidak sadar selama 3 hari.” Kata Kak Dolly.


“ Apa? Aku koma ?” Kataku dengan terkejut.
“ Ayah dan Ibu sangat khawatir padamu sayang. Dokter juga sudah kebingungan denganmu. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan.” Kata Ibu sambil menangis memelukku.
         Aku semakin bingung, pada hal aku hanya bermimpi bermain ternyata aku sedang koma. Tetapi aku bahagia karena Ayah, Ibu, dan Kak Dolly berkumpul menemaniku disaat aku sedang merindukannya.
“Ini mukzizat dari Tuhan, Resa bisa secepat itu bangun dari komanya. Dia bisa melewati masa kritisnya. Ini sungguh Mukzizat.” Jelas dr. Irsyad.
 Ayah berkata, “ Resa, kita semua akan pergi ke Singapore bersama besok.”
Ibu menambahkan, “ Kita akan merayakan ulang tahun mu yang ke-12 tahun disana sayang dan kamu akan berobat disana.”
           Aku bahagia mendengarnya karena aku akan merayakan ulang tahun ku disana. Aku tak sabar untuk menantikanya. Hari itupun tiba aku terbang ke Singapore dan sampai disana dengan selamat. Kami langsung Menuju Rumah Sakit bersama dr.Irsyad untuk memerikasakan penyakitku. Semua itu menghabiskan waktu seharian yang membuatku lelah. Hasil dari pemeriksaan ternyata aku telah mencapai stadium 4 dan seharusnya aku hanya bisa bertahan dalam waktu 3 atau 7 hari saja. Tetapi aku masih bisa bertahan 14 hari. Sungguh itu Mukzizat dari Tuhan Allah SWT kepadaku.
  “ Resa, kemarilah lihat bintang begitu indah di langit.” Ajak Kak Dolly kepadaku lewat jendela di kamar rawat. “ Benar-benar indah Ka.. Aku jadi ingin menjadi bintang di  langit yang paling terang disana.” Kataku dengan menunjukan bintang yang paling terang.” Kenapa?”Tanya Ka Dolly. “ Karena aku bisa menerangi kalian dan aku dapat melihat kalian dari atas sana. Jadi kalian dapat melihatku setiap malam.
Kataku dengan polosnya. “ Aku ingin melidungi kalian dari atas sana bersama Tuhan.” Sambungku.
“ Resa,kamu ngomong apa seh ?” Tanya Kakak dengan memalingkan wajahnya padaku. “ Resa kamu tidur ia? Lucu banget seh mukamu pas tidur.” Kata Kakak  dengan tersenyum.” Res, jangan bercanda kamu? Resa ? Res??” Tanya Kakak dengan khawatir. Tiba-tiba Kakak langsung berubah menjadi tenang dan berkata sambil tersenyum, “ Kamu sudah tidur ya Res? Hmm,, cepat sekali padahal kaka punya Sesuatu di malam Ulang Tahunmu ini. Selamat Tidur ya Res, semoga mimpi indah.” Kata Kakak sambil memelukku dan dia meneteskan air mata dan jatuh di pipiku.
   Lalu Ibu dan Ayah hanya dapat iklas menghadapi semua takdir Tuhan.
“ Senangnya aku dapat tinggal disini untuk selamanya. Bahagia yang abadi. Tapi kenapa aku tidak boleh mengajak Orangtuaku dan Kakakku?” tanyaku pada perempuan itu. Dia menjawab dengan singkat, ” Belum saatnya bagi mereka.”





“ Tuhan , Bila Waktuku Telah Habis Bersamanya
Jadikan Aku Bintang Untuknya
Menjadi Bintang Yang Paling Bersinar di Langit
Terimakasih Tuhan…
Kau Telah Pertemukan Aku Dengan Mereka
Jangan Berikan Mereka Air Mata
Berikanlah Senyuman Termanis Yang Ingin Kulihat
Pintaku Buatlah Mereka Bahagia Sebagaimana Sekarang Ku Bahagia . . .”


Karya Anisa Herman 2009

Selasa, 24 Juli 2012


In the Kos’t Of Nenek Lampir

Aku adalah siswa pelajar SMA yang tinggal merantau dari kota kecil di Semarang. Aku tinggal di sebuah Rumah Kost yang berada di dekat sekolahanku. Menjadi seorang anak kost ternyata tidaklah mudah. Dimana semua kebutuhan diri sendiri harus kita lakukan sendiri dari makan, mencuci pakaian, dan semua kebutuhan harus kita lakukan rutin. Jarak rumah yang begitu ‘‘wooow’’ sangat jauh aku menjadi jarang pulang. Oya yang membuatku mempunyai hasrat ingin minggat dari kost adalah Ibu kost yang begitu mengerikan, bagaimana tidak ! hobinya adalah menagih uang kost yang sebenaranya belum jatuh tempo dan galak !
Tiba-tiba saat aku sedang asyik mendengarkan musik di laptop terdengar suara ketukan sedang mengetuk pintu kamarku dengan suara yang “uuh tidak ada nyaring-nyaringnya”, tok tokkkk…
Bu Kost           : “Madina, Madina , Madina….”
Madina            : “ Aku yakin pasti nenek lampir ini mau nagih duit kost ! ( Madina berkata sambil berpikir apa yang harus dia katakan pada nenek lampir berparas manusia ini ).
Bu Kost           : “ Madina kamu ada dikamar tidak ?? Ayo keluar jangan bersembunyi kau.”
Dengan segera aku membuka pintu dengan wajah penuh ekspresi sedih.
Madina            : “ Bu, maaf hari ini kan belum jatuh tempo jadi Bapak belum                 kirim uang, bayar nya besok saja ya kalo sudah jatuh tempo.”
Bu Kost           : “ Terus mau kapan? Lebih cepatkan lebih baik. Saya butuh duit untuk makan.”
Madina            : “ Minggu depan deh bu? Saya janji. Masalah nya bapak sekalian kirim uang sekolah. “
Bu Kost           : “ Dasar anak sekarang kalau ditagih duit kos saja alasannya macem-macem saja. Yowes, pokok nya besok harus dibayar, tidak boleh telat lagi! ”
Aku segera cepat- cepat menutup pintu kamarku dan segera mengambil ponsel  dan langsung menekan nomor telephon yang menjadi andalan ku. Dia adalah sahabatku yang paling setia, seperjuangan, dan senasib. Nama nya adalah Merista. Dia adalah orang yang mempunyai kepribadian menarik, suka menolong, dan sangat baik terhadap sahabatnya. Kami yang nomaden nya adalah anak kost dan sama sama anak perantauan ( begitulah kami menyebut untuk diri kita ) memiliki banyak kesamaan sifat yang menjadi kita bersahabat dari kami masih duduk di bangku SD sampai kami duduk dibangku SMA.
Madina            : “ Ehh mer kamu dimana ?? udah makan siang belum kamu?
makan yukk, aku juga mau cerita nih sama kamu. Kamu jemput aku ya di kost, motor ku biasa lagi di service.”
Merista            : “ Oke aku otw kost mu.”
Langsung ponselku kututup dan siap-siap kedepan selagi menunggu jemputan Merista yang berbeda kost denganku. Aku berbeda kost dengan Merista dikarenakan kost nenek lampir itu dekat sekali dengan sekolahan ku jadi cukup jalan kaki saja.
Tidaklah lama Merista datang dengan motor satria kesayangannya. Dia memang lebih tomboy dibanding aku yang lebih feminim.
Merista            : “ Kita makan di warung biasa aja ya yang murah.”
Belum ada setengah perjalanan tiba- tiba motor Merista “ndat ndet ndat ndat ndet”  seperti ada yang rusak dengan motor nya.
Madina            : “ Mer, motor mu ko gini yaa ?
Merista            : “ Iya nih, perasaan uda aku panasin ko begini ya..”
Saat ditanjakan kereta tepat ditengah rel  tiba-tiba mesin motor mati dan motor  Merista mundur.
Madina            : “ Hahaha motor nya mati…’
Aku tertawa karena geli karena motor Merista macet.
Merista            : “ Gimana nih mad hehehe, aku malu ada yang ngeliatin..”
Madina            : “ Kita pura-pura nya lagi nungguin orang aja..”
Merista dan Madina mengeluarkan ponsel nya dan pura-pura sedang sms dan telepon.
Bersama          : “ Hahaha emang gila kita ya…”
Hahaha ya itulah kami selalu membuat hal apa saja menjadi lucu. Merista dan aku tertawa lepas karena kami berhasil menipu setiap orang yang melihat kami berdua
Merista            : “Coba kamu turun dulu deh… Aku mau benerin dulu businya yang rusak.”
Madina            : “ Ok.”
Setelah dicoba beberapa kali Merista tidak berhasil menyalakan motor nya kembali. Bayangan kami untuk makan siang akhirnya harus tertunda di tanjakan rel kerta api. Beberapa menit kemudian ada sepeda motor satria yang lewat dan mengklakson kami berdua.
Bersama          : “ Woy…kamu help me ! “
2 pemuda yang menaiki motor satria itu menghampiri kami.
Madina            : “ Tolong donk, motor temen ku rusak nih. Businya yang kena.”
Fatih                : “ Coba mba saya periksa businya. Wah ini pasti kena air ya businya ? Jadi begini deh.
Setelah beberapa lama pemuda yang usianya sebaya denganku itu mengutak atik motor Merista akhirnya motorpun bisa menyala juga.
Fatih                : “ Coba bentar ya saya pake motor nya sampe ujung sana masih mati lagi atau ngga.”
Madina            : “ Ehh, ngga bisa ! nanti motor nya dibawa lari sama kamu gimana lagi hayo ?? Jangan mau Mer ! “
Fatih                : “ Ngga bakal lah mba.”
Merista            : “ Sini kunci motor mu, buat jaminan kalo aja motorku dibawa lari ama kamu.”
Merista merebut kunci motor Fatih dari Dimas teman Fatih. Tanpa kata-kata Fatih pun langsung mencoba motor Merista.
Dimas              :  “Mba sekolah dimana ?” ( mengajak mengobrol )
Madina            : “ Sekolah di SMA Negeri 5 Semarang.”
Dimas              : “ Rumah nya dimana ? “
Merista            : “ Kita anak perantauan.”
Dimas               : “ Berarti kos ya? “
Sebelum Merista menjawab pertanyaan Dimas, aku langsung memotong pembicaraan mereka.
Madina             : “ Aduh, kok dia ngga balik balik ya? Mer, jangan-jangan motor mu dibawa kabur lagi! “ ( panik )
Merista             : “ Tenang aja Mad kunci mereka sama aku.. Jadi ngga usah khawatir. Lagi pula kalau motorku dibawa kabur aku palah dapet motor satria dia yang lebih baru dari aku hahaha…”
Tidak lama kemudian fatih kembali ke tempat kami menunggu.
Merista             : “ Loh kok ngga jadi dibawa lari sih motorku ? Bawa lari aja sana.”
Fatih                 : “  Mba, motornya harus dibawa ke bengkel. Kebetulan saya mau kebengkel juga. Gimana kalo kita bareng aja. Biar yang bawa motor mba saya.
Mba gonceng temen saya, nanti temen saya goncengin mba.”
Dimas               : “ Iya mba, dari pada macet lagi dijalan. “
Madina             : “ Aku ngga mau ! Aku gonceng kamu aja deh Mer… Ogah aku gonceng dia. Aku kan ngga kenal ama dia. “ ( pasang muka kasian )
Merista             : “ Ngga apa- apa lah Mad, kaya nya mereka anak baik kok. Mereka mau nolongin kita.”
Saat diperjalanan.
Fatih                 : “ Mba, nama nya siapa ??”
Madina             : “ Aku ngga punya nama mas.” ( mengelak untuk memberi tahu nama )
Fatih                 : “ Masa ngga punya nama.”
Madina             : “ Iya beneran mas, kaya nya bapak saya lupa kasih nama mas. Nama situ siapa mas ? “ aku berbalik tanya kepadanya.
Fatih                 : “ Kalau saya Fatih mba. Tuh kan aku baik mau kasih tau nama ku.
Tidak lama kemudian aku sampai dibengkel dan Merista langsung menghampiriku.
Merista             : “ Gimana Mad bonceng dia ? Enak ngga ? hehehe… Tampang nya lumaya lohh hehehe…”
Madina             : “ Iya emang tampang nya lumayan oke, tapi aku ngga suka. Mana dia tanya nama ku terus lagi.”
Merista             :  ( langsung mentertawakanku) Hahaha…
Tukang bengkel: “ Mba businya uda ngga apa-apa ko. Bawa aja motor nya.”
Langsung saja aku dan Merista pergi dari bengkel dan mengucapkan terimaksih kepada tukang bengkel. Merista langsung mengegas motornya tanpa menghiraukan Fatih yang berteriak menayakan namaku.
Madina             : “ Idih untung kita udah pergi. Ngga nyerah-nyerah juga tanya namaku.”
Merista             : “ Sialan Mad ! Kita dikerjain sama mereka tau. Kamu tau ngga? Aku baru sadar kalau ternyata motorku tuh udah beres dibenerin Fatih tapi mereka sengaja ngajak kita kebengkel biar goncengin kita berdua.”
Madina             : “ Wohhh…. Sialan tuh orang ! mencari kesempatan dalam kesempitan. Ditambah tanya-tanya namaku lagi. Untung aku ngga kasih tau nama ku. Ini gara-gara perut lapar jadi kita mendadak jadi bodoh dehh hehehe…”

Sampailah aku dan Merista di warung langganan kita berdua dan memesan makanan favorit kita yaitu Nasi Rames.
Madina             : “ Mer, aku mau cerita nih tentang Nenek Lampir itu.”
Merista             : “ Kenapa mad ? Dia gentayangan lagi sambil nagih duit kos yaa?”
Madina             : “ Iya nih Mer, padahalkan bapak ku belum transfer duit. Sekarang juga belum jatuh tempo. Janjiku sih 1 minggu lagi tapi liat aja besok pasti dia muncul lagi deh di depan pintu kamarku. Kayanya perlu ditempelin ayat kursi deh biar ngga muncul-muncul terus,”
Merista             : “ Nih ya mad, kamu bilang ya sama Bapakmu minta pindah kost di tempat ku. Ditempat ku kan murah ,bersih, dan yang paling penting ngga ada nenek sihir kaya dia.”
Madina             : “ Nenek lampir yang bener.”
Merista             : “ Oya lupa hehe. Jadi kita bisa berangkat sekolah bareng, belajar bareng,  ngerumpi bareng.”
Madina             : “ Tiap hari kita juga selalu makan bareng, ngerumpi bareng, berangkat sekolah bareng juga, kan kamu selalu mampir kost ku tiap hari.”
Merista             : “ Oya yaa hahaha… Tapi kan kalo kita sekost lebih asyik lagi Mad.”
Madina             : “ Tapi kamu tau kan Bapak ku kaya apa ? Kalau dia udah bilang A ya A ngga bisa digoyahkan huhuhu…”
Merista             : “ Satu-satu nya cara untuk membuat Bapakmu membolehkan kamu pindah kost adalah tau kalau anak tercinta nya ini menderita hidup di istana Nenek Sihir itu.”
Madina             : “ Edehh..nenek lampir yang benar.”
Merista             : “ Oya lupa hahaha… Kalau begitu kita harus pikirkan cara yang jitu untuk melepaskan mu dari jeratan Nenek Lampir.”
Madina             : “ Wahh kemajuan kau nak  akhirnya benar juga memanggilnya hahaha…”
Merista             : “ Tapi bagaimana yaa ??”

Aku dan Merista terus berpikir cara apa yang terjitu sehingga dapat menyadarkan Bapak. Sampai akhirnya kami pulang dan Merista mampir ke kostku. Belum saja kami masuk gerbang sang penguasa kost itu sedang duduk di teras sambil memandang kami seolah-olah kami adalah 2 ekor kelinci yang akan di masak menjadi kelinci panggang saos kacang. Kami langsung cepat cepat
masuk karena takut kena semprot.
Madina             : “ Lihatkan ?? Wajah nya seperti akan menerkam kita Mer ! ”
Merista             : “ Bersyukur pemilik kost ku jauh lebih baik dari pemilik kost disini.”
Madina             : “ Bagaimana coba aku bisa terbebas dari dia. Selain hobinya yang menagih uang kost sebelum jatuh tempo dia juga suka sekali menjelek-jelekan anak kost nya kesemua orang yang lewat didepan rumahnya, dia juga suka memerintah suaminya sendiri. Ugh! Sungguh keterlaluan sekali.”
Kringg…Kring…Kring…
Merista             : “ Bapakmu, Bapakmu telephon ! Ayo cepat angkat ! “
Madina             : “ Halo assalammu’alaikum…”
Setelah mereka berbicara dan telphon ditutup.
Merista             : “  Apa yang Bapak mu katakan ? ’’
Madina             : “ Dia bilang mau kesini.” ( muka sedih )
Merista             : “ Bagus donk ! Berarti semakin gampang kita tunjukan sikap nenek sihir itu didepan Bapak mu.”
Madina             : “ Tapi masalahnya 3hari lagi Bapak kesininya Mer… Bagiamana ini? Padahal kita belum dapet ide yang jitu buat melepaskan ku dari jeratan nenek lampir itu. Huhh,, bisa hancur semua dehh, padahal ini adalah moment yang tepat untuk membuat Bapak terlepas dari tipu daya nenek lampir dan membolehkan aku untuk pindah kost. Jarang-jarangkan Bapak mau mampir ke kost ku.”
Merisa              : “ Ya ya ya… emmm,, bagaimana kalau kita kerjain nenek lampir dan buat dia tau kalau kamu yang mengerjai dia jadi dia bakal marah besar sama kamu terus ngadu ke Bapak mu dan akhirnya kamu dipindah sama Bapakmu. Bagimana hebatkan ideku ?? ( senyum menyeringai)
Madina             : “ WHAT ??! Kau pikir itu ide yang sangat cemerlang begitu?
Yang ada aku langsung dimarahi  habis-habisan,, dan yang terburuk bukan cuman pindah kost tapi juga pindah sekolahan tau…!! Ide lain ide lain ! “
Merista             : “ Apa sih ?? emmm… emmm…emmm.. ( sok mikir )
Ahhaa ketemu ! ( senyum bahagia )
Madina             : “ Apaan ? Apaan ? (penuh dengan rasa penasaran )
Merista             : “ Lebih baik kita pikirkan besok lagi. Sekarang sudah sore aku mau mandi. Cape  banget seharian gara-gara busi macet kita jadi dikerjain orang deh.”
Madina             :  “ Woohh…aku kira apaan. Yaudalah sanah pulang masih ada waktu 2 hari lagi untuk  ide yang jitu lagi.
Setelah itu Merista pulang kerumah dan akupun juga ingin istirahat karena seharian ini sungguh melelahkan.
Keesokan harinya…
Kring…Kring…Kring…
Merista             : “ Halo ? ”
Madina             : “ Sekarang kamu ke kostan ku cepetan ngga pake lama!!”
Mesrista segera ke kost ku dengan tergesa-gesa.”
Madina             : “ Gawat Mer, Siaga 3 !! “
Merista             : “ Kenapa ?? “
Madina             : “ Bapak mendadak mau kesini dan dia sudah di jalan ! ”
Merista             : “ APA ?? “
Madina             : “ Bagaimana ini ?? “
Merista             : “ Bilang aja kamu lagi ngga di kost, lagi pergi, atau lagi kerja kelompok kek.”
Madina             : “ Oh iya iya.. Sekarang aku mau telephon Bapak..”
Kring…Kring..Kring
Madina             : “ Waaaa…Bapak telephon nih. Halo assalamu’laikum ? Apa ? haa? Oh iya. Walaikumsalam.”
Merista             : “ Apa katanya ? “
Madina             : “ Bapak udah di depan gerbang kost.”
Merista             : “ Terus giman donk ? “
Madina             : “ Pasrah deh, mungkin belum sekarang saatnya aku harus pindah.”
Beberapa saat kemudian.
Madina             : “ Bapak, kenapa cepat sekali datangnya? Katanya besok?”
Bapak               : “ Besok Bapak ada kerjaan mendadak  jadi, bapak sempatkan sekarang saja untuk bertemu dengan mu.’
Merista             : “ Wahh Om sudah datang ?” ( bersalaman dengan Bapak Madina)
Bapak               : “ Ternyata ada Merista juga. Baru dari mana Mer?  Bagaimana kabar Ayah Ibu mu disana mer ? “
Merista             : “ Baru dari belakang Om hee. Alhamdulillah baik ko Om. Minggu lalu baru saja saya pulang Om.”
Bapak               : “ Alhamdulillah kalau begitu. Nak, sepertinya kamu sedikit kurusan ya? Ini ada titipan dari Ibu dirumah  makan saja. Jangan suka telat makan dan jaga kondisi mu jangan sampai sakit.”
Madina             : “ Iya pak, salam buat Ibu dirumah. Sampaikan pada ibu aku rindu padanya. Oya pak, emmm,,Ibu Kost sudah menagih uang kost padahal ini masih jauh belum jatuh tempo.”
Merista             : “ Iya tuh Om, kasian Madina ditagih terus dari kemarin makanya dia jadi kurusan kan Om. Udah sering tau Om, tekanan batin deh Om.”
Madina             : “ Hust, kamu ngga sopan Mer.”
Bapak               : “ Kalau begitu Bapak mau bayar kost dulu.”
Madina             : “ Tuh kan percuma kamu bilang kaya tadi Mer. Bapak ngga bakalan percaya malah langsung berdiri mau bayar uang kost. Kayanya aku memang ngga usah berharap lagi deh pindah kost.”
Merista             : “ Madina…Sabar ya. Jangan putus asa kaya gitu donk. Siapa tau Bapak mu tiba-tiba sadar terus berubah pikiran bolehin kamu pindah kost.”
Madina             : “ Makasih ya mer, tapi tetep percuma.”

Disaat Bapak sedang bencengkrama dengan Ibu Kost.
Ibu Kost           : “ Ohh hehehe tentu donk Pak kostan saya ini paling bagus dibanding kost-kostan lain.  Coba aja  Bapak bandingkan dengan kostan lain. Jelas kost saya paling bagus. Siapa dulu pemilik kostnya ? Ibu Sundari. Tidak salah Bapak menitipkan anak Bapak dengan saya. Ya tapi itu anak Bapak sering salah.”
Bapak               : “ Loh memang kenapa Bu dengan anak saya ?”
Ibu Kost           : “ Loh memang Bapaknya sendiri tidak tau dengan anaknya sendiri ?
Bapak               : “ Memangnya kenapa Bu ?”
Ibu Kost           : “ Ya seharusnya Bapak sebagai orang berpendidikan bisa mendidik anaknya sendiri. Jangan sampai salah pergaulan.”
Bapak               :  “ Maksud Ibu apa dengan anak saya salah pergaulan ?”
Ibu Kost           : “ Masa Bapak membiarkan anak Bapak bergaul dengan anak kost sebelah yang kumel dan keliatan sekali dia anak yang tidak mempunyai sopan satun. Barusan saya lihat Bapak tadi bersama anak kumel itu juga. Dia itu suka mengajarkan hal-hal yang tidak benar kepada putri Bapak. Putri Bapak itu jadi sering main dan nakal,apa lagi ke saya. Dia suka berbohong setiap saya tagih uang kost. Pasti uang yang sudah Bapak kirim kan buat dia dipakai buat jajan sama temannya yang kumel itu.
Bapak               : “ Maaf bu, seperti nya Ibu telah salah menilai orang. Teman putri saya yang Ibu bilang kumel itu tidak seperti itu. Saya tahu sekali bagaimana putri saya bergaul dengan temannya. Mereka sudah berteman sejak mereka SD. Dan Merista anak yang baik dan tidak seperti yang Ibu katakan. Masalah uang kost yang Ibu bilang telah saya kirimkan dan digunakan untuk jajan itu tidak benar. Karena saya belum mengirimkan uang kepadanya. Dan saya itu bisa mendidik putri saya. Karena putri saya itu tidak pernah berbohong apalagi masalah uang. Sebaiknya Ibu kalau ingin menjelekan orang kira-kira dulu siapa orangnya, karena Ibu terlihat sekali jeleknya. Permisi saya mau menemui lagi putri saya.”
Ibu Kost hanya terbengong dan merasa sangat malu atas perkataannya sendiri.
Bapak               : “ Merista, kamu tinggal di kost mana sekarang ?”
Merista             : “ Saya masih tinggal di kost sebelah Pak.”
Bapak               : “Madina, bagaimana kalau kamu pindah ke kost sebelah bersama Merista ?”
Madina             : “ Apa ?  Serius Pak ? Akhirnya Bapak memperbolehkan Madina pindah kost.”
Merista             : “ Kata-kata ku ternyata jadi kenyataan Mad. Ajaib sekali! Hahaha…”
Bapak               : “  Bapak sadar kenapa dari dulu kamu meminta pindah kost. Lebih baik sekarang juga kamu bereskan barang-barangmu dan pindah.”
Merista             : “ Apakah Bapakmu sudah mengetahui semuanya ya??”
Madina             : “ Mungkin.”
Akhirnya Aku dan Merista selesai mengemas semua barang-barang.
Ibu Kost           : “ Loh pak mau kemana ini ??”
Bapak               : “ Ibu, sepertinya kost sebelah lebih baik buat putri saya dibanding kost Ibu Sundari yang bagus ini.”
Ibu Kost           : “ Tapi pak, saya tadi hanya bercanda.”
Bapak               : “ Tidak apa-apa Bu, saya harus berterimakasih karena saya menjadi sadar.”
Ibu Kost           : “ Terus bagaimana dengan uang kost bulan ini pak ?”
Madina             : “ Ibu, sekarang itu belum masuk jatuh tempo pembayaran jadi sekarang itu masih bulan kemarin. Main nagih aja.”
Mba Seila         : “ Madina, kamu mau pindah apa ?”
Madina             : “ Iya Mba, kamu juga apa ?”
Mba Seila         :  “Aku sih uda pindah hari kemarin bareng sama Echa, ini mau ngambil barang-barang yang tertinggal. Aku pindah ke kost sebelah.”
Madina             : “ Aku juga Mba ke kost sebelah.”
Mba Seila         : “ Ibu Kost disebelah sana jauh lebih baik dan ngga mata duitan.”
Merista             : “ Asikk kost ku jadi tambah rame donk banyak yang pindah.”
Ibu Kost           : “ Hehh kalian semua kost disana tuh ngga enak!”
Madina             : “ Kata siapa? Kost ku lebih enak karena ngga ada nenek lampirnya.”
Ibu Kost           : “ Dasar anak-anak nakal!”
Madina             : “ Good By In The Kost Of Nenek Lampir…”
Akhirnya semua berakhir bahagia. Aku sekarang tinggal di Kost sebelah beserta teman-teman yang lain. Dan Ibu Kost nya sangat baik dan ramah. Ini semua berkat Sahabtku Madina yang selalu mendukungku dan Bapakku yang akhirnya sadar juga berkat omongan Nenek Lampir sendir ‘ hihihi’ . Nasib Istana Nenek Lampir sekarang satu per satu anak-anak kost mulai pindah karena ulah Nenek Lampir itu sendiri. Dan sekarang aku bisa tinggal di Kost dengan tenang dan bahagia bersama Sahabatku Merista…

                        S e l e s a i






Karya : Anisa Herman




 Tau ga kalian ini cerpen aku buat saat aku mendapat tugas membuat cerpen saat aku duduk kelas 2 SMA :D. Cerpen ini pun terinspirasi dari kehidupan nyataku dan sahabat ku, memang sih ngga semuanya "Real" ada beberapa yang disengaja diubah dan dibuat. Lalu bagaimana cerpennya menurut teman-teman menarik tidak ? haha :D